Tanya: Beda fuel 5%, 15%, 30%
Moderator: sudjai sarmo
- Andreas Andri
- Airman
- Posts: 44
- Joined: 26 Sep 2007, 14:53
- Location: Tangerang
- AgoesAurelz
- Major
- Posts: 3576
- Joined: 20 Oct 2007, 19:03
- Location: Mataram-Lombok
Heli nitro pake nitro r/c car?? Hmm Not recomended deh..
Kalo heli mau (dipaksain) pake nitro untuk r/c car, maka harus ditambahkan oil castor lagi dan di blend sampe nyampur sempurna...
Kalo saran saya lebih baik pakai nitro yg khusus buat heli saja...
Dulu saya juga suka paksain pakai nitro r/c car buat heli saya, hasilnya knalpot pada keluar kerak kekuning-kuningan... Mau mesin awet dan hasil maksimal? Lebih baik ikutin yg udah di recomended oleh pabriknya..



Kalo saran saya lebih baik pakai nitro yg khusus buat heli saja...



- Andreas Andri
- Airman
- Posts: 44
- Joined: 26 Sep 2007, 14:53
- Location: Tangerang
- AgoesAurelz
- Major
- Posts: 3576
- Joined: 20 Oct 2007, 19:03
- Location: Mataram-Lombok
Andreas Andri wrote:Mungkin sebaliknya fuel heli untuk car jadi lebih baik kerja mesinnya, atau?
Ngga juga Om... masing-2 udah dirancang spesifik untuk keperluannya..
Kalo saran saya sih, tetap pake type nitro recomended pabrik aja deh... itu kalo kita expect the best performance loh..

Logikanya aja, masa ada kejuaraan nasional or dunia R/C Car yg pemainnya pake nitro Heli? Begitu juga sebaliknya.... iya kan?
Kecuali kalo sekedar buat "having fun" (yg penting mesin asal jalan/hidup).. kalo itu mah bisa aja di substitute... tapi jelas itu beresiko utk jangka panjangnya..
- sudjai sarmo
- First Lieutenant
- Posts: 2597
- Joined: 30 Jan 2007, 04:37
- Location: Banjarbaru.
- Contact:
Engine pada dasarnya sama, untuk Heli, untuk Car juga untuk Boats, yang membedakan hanyalah cara kerjanya apakah itu four stroke ataukah two stroke, sedang beda antara Engine Heli dan Engine Car adalah kalau engine Heli maksimum RPM nya berkisar sekitar 20000RPM sedangkan engine Car sekitar 34000RPM sehingga pada Car engine diperlukan kandungan nitro yang lebih banyak dan lubricant yang lebih tipis, kalau Fuel Heli dipakai di Car maka full speednya tidak akan tercapai karena ada beda di lubrikasi yang lebih tebal pada fuel Heli, kecuali bila engine Car tersebut kemampuannya sudah menurun karena dimakan umur akibatnya mesin sudah tidak span lagi maka bila dipakai fuel Heli maka akan meningkatkan kemampuan mesinnya. Sekali lagi itu tidak direkomendasikan untuk engine Car yang masih pada puncak kemampuannya.
- Roy_95
- Technical Sergeant
- Posts: 728
- Joined: 24 Sep 2007, 15:18
- Location: Manado
- Contact:
memang betul kata pak Djai.. mungkin performa engine Car sedikit menurun apabila kita gunakan fuel untuk heli dengan kandungan lubricant sedikit lebih banyak, tapi hal ini dapat kita akalin dengan seting fuel mixture pada karburatornya, performanya tidak akan terlalu beda jauh.
Yang paling penting apabila kita sering gonta-ganti Fuel dengan kandungan Nitro yang berbeda, karburatornya harus disetel lagi... karena kandungan nitro yang lebih tinggi membutuhkan setingan karbu yang lebih rich, begitu juga sebaliknya. Dengan kandungan Nitro yang lebih tinggi memungkinkan performa mesin bisa meningkat lagi, lebih responsiv dan lain-lain.
Fuel dengan kandungan lubricant yang lebih banyak, dapat menyebabkan performa mesin turun tapi di imbangi dengan meningkatnya daya tahan. Itu sebabnya Fuel untuk Car tidak direkomendasikan untuk Heli atau air Plane...
Yang paling penting apabila kita sering gonta-ganti Fuel dengan kandungan Nitro yang berbeda, karburatornya harus disetel lagi... karena kandungan nitro yang lebih tinggi membutuhkan setingan karbu yang lebih rich, begitu juga sebaliknya. Dengan kandungan Nitro yang lebih tinggi memungkinkan performa mesin bisa meningkat lagi, lebih responsiv dan lain-lain.
Fuel dengan kandungan lubricant yang lebih banyak, dapat menyebabkan performa mesin turun tapi di imbangi dengan meningkatnya daya tahan. Itu sebabnya Fuel untuk Car tidak direkomendasikan untuk Heli atau air Plane...
- Andreas Andri
- Airman
- Posts: 44
- Joined: 26 Sep 2007, 14:53
- Location: Tangerang
- sudjai sarmo
- First Lieutenant
- Posts: 2597
- Joined: 30 Jan 2007, 04:37
- Location: Banjarbaru.
- Contact:
- Andreas Andri
- Airman
- Posts: 44
- Joined: 26 Sep 2007, 14:53
- Location: Tangerang
- Roy_95
- Technical Sergeant
- Posts: 728
- Joined: 24 Sep 2007, 15:18
- Location: Manado
- Contact:
Menurut saya... (sori pak D'jai saya jawab duluan
Sebenarnya prinsipnya sama saja dengan engine gasoline... tidak ada patokan yang pasti/tetap berapa putaran nedle valve-nya, setiap engine berbeda tergantung pada kondisi engine itu sendiri dan faktor sekitarnya (seperti kelembaban udara, density, suhu....)
Patokan gampangnya untuk setting karbu menurut hemat saya, pertama kita ikuti dulu posisi nedle valvenya sesuai dengan standar pabrik (dari buku manual) kemudian kita cek pada saat thortle kita angkat tiba-tiba ada gejala engine stall/mati berarti terlalu rich.. harus kita lean-kan sedikit (1/8 putaran) (ambil contoh seperti keran air... kalau putar kekiri berarti terlalu rich putar kekanan (searah jarum jam) berarti kita tutup (lean)...
seharusnya pada saat thortle di buka tiba-tiba engine harus cepat teriak.. (usahakan nyeting karbu pada saat kondisi suhu kerja mesin kira-kira 60 deg..) patokan gampangnya gini pak..
usahakan selalu seting karbu dari posisi rich dulu kemudian kita lean-kan sedikit demi sedikit (1/8 turn) sampai dirasakan mencapai kondisi ideal.. hati-hati pak kondisi yang terlalu lean juga dapat menyebabkan engine mati pada RPM Tinggi... ini memang diperlukan felling yang tajam buat menentukan tepat tidaknya settingan...
rich dapat berarti asap terlalu banyak, mesin power kurang keluar (rpm tidak mau naik),
lean dapat berarti low smoke, mesin cepat teriak tapi terasa kosong (tidak ada power.. drop pada saat kita kasih beban dsb...), mesin cepat panas (panas berlebihan melebihi batasnya)
wah banyak pak.. tapi kira-kira segini dulu dari saya
(ps. pengalaman untuk nyeting karbu ini saya dapatkan dari pengalaman saya di dunia balap motor baik 4 Tak atw 2 Tak (sama seperti engine glow pada umumnya)..
Sebenarnya prinsipnya sama saja dengan engine gasoline... tidak ada patokan yang pasti/tetap berapa putaran nedle valve-nya, setiap engine berbeda tergantung pada kondisi engine itu sendiri dan faktor sekitarnya (seperti kelembaban udara, density, suhu....)
Patokan gampangnya untuk setting karbu menurut hemat saya, pertama kita ikuti dulu posisi nedle valvenya sesuai dengan standar pabrik (dari buku manual) kemudian kita cek pada saat thortle kita angkat tiba-tiba ada gejala engine stall/mati berarti terlalu rich.. harus kita lean-kan sedikit (1/8 putaran) (ambil contoh seperti keran air... kalau putar kekiri berarti terlalu rich putar kekanan (searah jarum jam) berarti kita tutup (lean)...
seharusnya pada saat thortle di buka tiba-tiba engine harus cepat teriak.. (usahakan nyeting karbu pada saat kondisi suhu kerja mesin kira-kira 60 deg..) patokan gampangnya gini pak..
usahakan selalu seting karbu dari posisi rich dulu kemudian kita lean-kan sedikit demi sedikit (1/8 turn) sampai dirasakan mencapai kondisi ideal.. hati-hati pak kondisi yang terlalu lean juga dapat menyebabkan engine mati pada RPM Tinggi... ini memang diperlukan felling yang tajam buat menentukan tepat tidaknya settingan...
rich dapat berarti asap terlalu banyak, mesin power kurang keluar (rpm tidak mau naik),
lean dapat berarti low smoke, mesin cepat teriak tapi terasa kosong (tidak ada power.. drop pada saat kita kasih beban dsb...), mesin cepat panas (panas berlebihan melebihi batasnya)
wah banyak pak.. tapi kira-kira segini dulu dari saya
(ps. pengalaman untuk nyeting karbu ini saya dapatkan dari pengalaman saya di dunia balap motor baik 4 Tak atw 2 Tak (sama seperti engine glow pada umumnya)..