Grage Aeromodelling

Charles wrote:Kaya'nya kurang tepat om. Coba perhatikan yang ini


Ini pesawat cargo yang juga butuh stabilitas yang tinggi dan bukan untuk bermanuver, tetapi menggunakan sayap unhedral. Tapi saya sendiri kurang mengerti fungsi sayap unhedral ini. Mungkin perlu eksperimen dengan sayap model ini di pesawat homemade kita.

Sorry, saya gak bisa lihat gambarnya karena beberapa fasilitas spt photobucket diblokir oleh proxy di kantor. Tetapi saya duga pesawat transport besar.
Kalau kita berbicara pesawat sesungguhnya, kondisi sayap yang kita bicarakan adalah kondisi terbang dan terbebani oleh berat pesawat. Beberapa pesawat besar, saat di parkir sayap seakan unhedral karena berat sayap dan engine (beban menekan ke bawah). Tetapi waktu terbang dia menjadi dihedral akibat beban berat seluruh pesawat yang harus ditahan oleh sayap (beban sayap ke atas). Perbedaan posisi wing tip saat parkir dengan saat terbang (defleksi) bisa sampai 1 meter.
Dalam disain pesawat, analisis aerodinamika untuk kondisi cruise dilakukan pada kondisi 1-g (level flight), dimana sayap terbebani. Jadi tergantung pada struktur sayap, span, aspek ratio, posisi engine, dll.
Pada pesawat tempur, karena span pendek (aspek ratio kecil), maka dengan struktur wing yang kuat (untuk menahan beban saat manuver) tidak ada defleksinya (kecil/diabaikan). Sehingga konsisi yang tampak saat parkir maupun terbang 1-g sama.

Salam,
NGL

NGL wrote:

Charles wrote:Kaya'nya kurang tepat om. Coba perhatikan yang ini


Ini pesawat cargo yang juga butuh stabilitas yang tinggi dan bukan untuk bermanuver, tetapi menggunakan sayap unhedral. Tapi saya sendiri kurang mengerti fungsi sayap unhedral ini. Mungkin perlu eksperimen dengan sayap model ini di pesawat homemade kita.

Sorry, saya gak bisa lihat gambarnya karena beberapa fasilitas spt photobucket diblokir oleh proxy di kantor. Tetapi saya duga pesawat transport besar.
Kalau kita berbicara pesawat sesungguhnya, kondisi sayap yang kita bicarakan adalah kondisi terbang dan terbebani oleh berat pesawat. Beberapa pesawat besar, saat di parkir sayap seakan unhedral karena berat sayap dan engine (beban menekan ke bawah). Tetapi waktu terbang dia menjadi dihedral akibat beban berat seluruh pesawat yang harus ditahan oleh sayap (beban sayap ke atas). Perbedaan posisi wing tip saat parkir dengan saat terbang (defleksi) bisa sampai 1 meter.
Dalam disain pesawat, analisis aerodinamika untuk kondisi cruise dilakukan pada kondisi 1-g (level flight), dimana sayap terbebani. Jadi tergantung pada struktur sayap, span, aspek ratio, posisi engine, dll.
Pada pesawat tempur, karena span pendek (aspek ratio kecil), maka dengan struktur wing yang kuat (untuk menahan beban saat manuver) tidak ada defleksinya (kecil/diabaikan). Sehingga konsisi yang tampak saat parkir maupun terbang 1-g sama.

Salam,
NGL

Terimaksih atas penjelasannya yach Om................nambah ilmu niy..............

NGL wrote:Sorry, saya gak bisa lihat gambarnya karena beberapa fasilitas spt photobucket diblokir oleh proxy di kantor. Tetapi saya duga pesawat transport besar.
Kalau kita berbicara pesawat sesungguhnya, kondisi sayap yang kita bicarakan adalah kondisi terbang dan terbebani oleh berat pesawat. Beberapa pesawat besar, saat di parkir sayap seakan unhedral karena berat sayap dan engine (beban menekan ke bawah). Tetapi waktu terbang dia menjadi dihedral akibat beban berat seluruh pesawat yang harus ditahan oleh sayap (beban sayap ke atas). Perbedaan posisi wing tip saat parkir dengan saat terbang (defleksi) bisa sampai 1 meter.
Dalam disain pesawat, analisis aerodinamika untuk kondisi cruise dilakukan pada kondisi 1-g (level flight), dimana sayap terbebani. Jadi tergantung pada struktur sayap, span, aspek ratio, posisi engine, dll.
Pada pesawat tempur, karena span pendek (aspek ratio kecil), maka dengan struktur wing yang kuat (untuk menahan beban saat manuver) tidak ada defleksinya (kecil/diabaikan). Sehingga konsisi yang tampak saat parkir maupun terbang 1-g sama.

Salam,
NGL

Om Gayus, saya bantu deh, pesawat yg dimaksud pak Charless adalah Il -76 Candid.
Saya pernah liat foto Il-76 saat terbang , dan memang betul seperti yg ditulis om Gayus diatas, saat terbang itu unhedfralnya udah ilang karena sayapnya udah lurus, bahkan ada dihedralnya dikit

Wah jadi jelas nich sekarang berkat penjelasan suhu-suhu disini,...

Kalau ada yang nanya ke saya pasti saya punya jawaban tersendiri ,..:

Om Xxxx : "Abi,..Kenapa pesawat Ada yang Dihedral, dan ada yang Unihedral"
Abi Ghiffa : "Buat Ditanya..."


Singkat tapi itu pasti,...

(maaf intermezzo,....)

Terimakasih om atas penjelasannya, jadi ngerti sekarang. Tadinya seperti om AG saya juga punya jawaban sendiri. Waktu bikin sayapnya, pas di ujung/wing tip gak butuh tangga yang tinggi, karena rendah, coba kalau dihedral, butuh tangga yang berapa tinggi? Kalau dipangkal sayap sih gampang, tinggal panjat bodi pesawat saja...he...he...

Fungsi unhedral dan dihedral yaitu :

a. Untuk Stabilitas pesawat
b. Mencegah turbulensi ( akibatnya jadi drag ) di ujung sayang

Tujuan akhir :
Efisien power, lift...manouverability

Sederhana kan..

Yang point (b) maksudnya untuk wingtip (ujung sayap) ya pak? Kalau dihedral dan unhedral pengaruh ke drag kecil.
Berbagai bentuk wingtip memang diupayakan untuk mengurangi efek tip vortex, yang bertujuan mengurangi drag (dikenal sbg induce drag). Beberapa menerapkan winglet yang menyerupai sayap kecil dengan sudut hedral besar (ke atas/bawah).
Yang ini spesifik untuk efisiensi/pengurangan drag, bukan untuk stabilitas. Walau dalam kenyataan juga bisa mempengaruhi stabilitas.

Salam,
NGL

Hayo . . grager and para suhu.. ada yg mau bereksperimen homemade dengan wing unhedral ?
Monggo ... teory sudah ada tinggal aplikasi praktis . . . atau mungkin suhu2 sudah ada yg coba.

Saya sih hasil akhir aja . . gimana efek dihedral dan unhedral

Saya nggak singgung Wing Let atau Wing Tip.. atau vortek tapi fungsi Hedral ( Poly hedral ) dan Un hedral..etc...
Intinya ya memperkecil drag..karena apa pada untuk bedain pressure juga di masing2 titik waktu air travel di sayap ( Top and bottom surface ). ..

Kalau hanya dihedral dan unhedral, maka dari sisi aerodinamika hanya untuk kestabilan pesawat, bukan untuk drag.
Sebab kalau kita perhatikan, drag terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
1. Profil drag (tergantung bentuk dan ketebalan airfoil maupun body). Disini distribusi tekanan airfoil berperan memberikan komponen profil drag.
2. Friction drag akibat gasekan fluida dengan permukaan pesawat. Semakin luas permukaan semakin besar.
3. Induce drag (kira-kira sebanding dengan kuadrat lift => CDi = konstanta x CL). Semakin lebar bentangan sayap (semakin besar aspek rasio) semakin kecil harga konstantanya, sehingga semakin kecil komponen induce drag. Tapi ingat, span tambah, berarti luas permukaan tambah dan berarti komponen friction drag bertambah.

Pesawat dengan bentangan sayap lebar seperti glider biasanya dihedral atau polyhedral (sudut hedralnya ada beberapa). Tapi yang berperan mengurangi drag bukan dihedralnya melainkan bentangan sayap (aspek ratio), dalam hal ini induce drag.

Sebenarnya ada lagi yaitu excrescence drag yang diakibatkan ketidak-rapian pengerjaan (step, keling nonjol, dll) dan Wave drag (akibat gelombang kejut).

Salam,
NGL