Experiment dengan Kline Fogelman wings (K/F wings )
Moderator: NGL
- Wind Raider
- FOUNDER
- Posts: 2314
- Joined: 16 Jan 2007, 17:04
- Location: Cirebon
- Contact:
- NF
- Administrator
- Posts: 4082
- Joined: 18 Jan 2007, 14:10
- Location: semarang, jateng
- Contact:
- iwan21
- Administrator
- Posts: 9769
- Joined: 17 Jan 2007, 14:11
- Location: Bekasi
- Contact:
Om Joko, pada intinya wash out itu utk mengatasi tip stall, sementara profil k/f ini dapat mengatasi stall pada sudut serang tinggi, keduanya sama2 mengeliminir stall tapi beda sisi.
Jadi k/f profil pun perlu wash out supaya enggak tip stall
Jadi k/f profil pun perlu wash out supaya enggak tip stall
Last edited by iwan21 on 04 May 2007, 11:08, edited 1 time in total.
- NGL
- Airman
- Posts: 25
- Joined: 23 Jan 2007, 13:30
- Location: Cimahi
=>Sayap K/F ini telah membalikkan teori2 Bernoulli dalam aerodinamis
Menurut saya malah tidak demikian pak. Justru melalui hukum Bernoulli dan kekelan momentum dapat menjelaskan kenapa profil K/F ini (dengan atas flat) dapat memberikan lift pada AOA 0 derajat.
Lift ini muncul dari momentum akibat kemiringan bagian depan (4 derajat) dan tekanan tinggi akibat "separation bubble" dibelakang takik.
Tetapi penambahan lift ini sekaligus juga memberikan tambahan drag.
=>Kedua sayap membentuk sudut 10 derajat , tapi dg takik dibawah 4 derajat maka AoA K/F menjadi 14 derajat.
Perhatikan airflow diatas sayap.
Pada K/F wing airflow akan mengalir mulus ke arah trailing edge dg sudut konstan 14 derajat tanpa kehilangan lift, maka sayap tidak mudah stall.
Tapi pada normal airfoil , airflow pada trailing edge akan menbentuk sudut lebih dari 18 derajat dan akibatnya tidak bisa mngalir mengikuti kontur sayap bagian belakang..Akibatnya pada sisi trailing edge liftnya hilnag maka sayap akan stall
Saya tidak tahu dari mana dan dari hasil apa (CFD atau wind tunnel) sehingga dikatakan aliran di TE dengan sudut 14 (KF) atau 18 (Flat) derajat. Sebab arah aliran pada sudut tinggi hanya bisa dibuktikan melalui wind tunnel. Sedangkan dari CFD, belum ada yang bisa menghitung fenomena separasi pada sudut tinggi dengan benar. Jadi kesimpulan saya ini hanya berdasarkan intuisi geometris saja.
=>Sampai saat ini masih jadi perdebatan diantara pakar2 aerodiamika, mana yg lebih baik, takik dibawah atau takik diatas.....
Takik bawah akan memberikan tambahan gaya keatas (lift), sedang takik atas akan memberikan gaya kebawah pada AOA 0 derajat.
Memang untuk pesawat model efek drag tidak terlalu terasa mengingat power cukup besar. Sehingga penambahan lift memberikan keuntungan tersendiri. Selamat membuat pesawat dengan KF profil
Salam,
Gayus
Menurut saya malah tidak demikian pak. Justru melalui hukum Bernoulli dan kekelan momentum dapat menjelaskan kenapa profil K/F ini (dengan atas flat) dapat memberikan lift pada AOA 0 derajat.
Lift ini muncul dari momentum akibat kemiringan bagian depan (4 derajat) dan tekanan tinggi akibat "separation bubble" dibelakang takik.
Tetapi penambahan lift ini sekaligus juga memberikan tambahan drag.
=>Kedua sayap membentuk sudut 10 derajat , tapi dg takik dibawah 4 derajat maka AoA K/F menjadi 14 derajat.
Perhatikan airflow diatas sayap.
Pada K/F wing airflow akan mengalir mulus ke arah trailing edge dg sudut konstan 14 derajat tanpa kehilangan lift, maka sayap tidak mudah stall.
Tapi pada normal airfoil , airflow pada trailing edge akan menbentuk sudut lebih dari 18 derajat dan akibatnya tidak bisa mngalir mengikuti kontur sayap bagian belakang..Akibatnya pada sisi trailing edge liftnya hilnag maka sayap akan stall
Saya tidak tahu dari mana dan dari hasil apa (CFD atau wind tunnel) sehingga dikatakan aliran di TE dengan sudut 14 (KF) atau 18 (Flat) derajat. Sebab arah aliran pada sudut tinggi hanya bisa dibuktikan melalui wind tunnel. Sedangkan dari CFD, belum ada yang bisa menghitung fenomena separasi pada sudut tinggi dengan benar. Jadi kesimpulan saya ini hanya berdasarkan intuisi geometris saja.
=>Sampai saat ini masih jadi perdebatan diantara pakar2 aerodiamika, mana yg lebih baik, takik dibawah atau takik diatas.....
Takik bawah akan memberikan tambahan gaya keatas (lift), sedang takik atas akan memberikan gaya kebawah pada AOA 0 derajat.
Memang untuk pesawat model efek drag tidak terlalu terasa mengingat power cukup besar. Sehingga penambahan lift memberikan keuntungan tersendiri. Selamat membuat pesawat dengan KF profil
Salam,
Gayus
- iwan21
- Administrator
- Posts: 9769
- Joined: 17 Jan 2007, 14:11
- Location: Bekasi
- Contact:
- Wind Raider
- FOUNDER
- Posts: 2314
- Joined: 16 Jan 2007, 17:04
- Location: Cirebon
- Contact:
Terima kasih atas penjelasan pak Gayus .
Mengenai postingan saya itu tentang sayap yang ditemukan oleh Richard Kline and Floyd Fogleman , itu saya dapat dari berbagai sumber di internet a.l :
http://www.rcgroups.com/forums/showthread.php?t=558321
http://www.rexresearch.com/klinfogl/klinfogl.htm#ultim
http://blog.thehobbyguy.tv/2007/03/29/k ... n-origins/
Saya mencoba dengan sayap K/F dengan takik diatas , pak Rodji dengan sayap takik dibawah . Sama sama bisa terbang . Saya sendiri juga bingung kok sayap seperti ini menghasilkan lift . Mungkin rekan2 dari IPTN telah meriset juga .
Kalau sempat mohon pak Gayus memberikan pencerahan tentang hukum bernoulli dan gaya gaya lain yang bekerja pada sayap sehingga menghasilkan lift . Bagaimana hubungannya dengan sayap berailfoil , sayap K/F dan sayap flat .
( maklum pak , saya dan pak rodji ini aeromodeller nekad alias kelas tukang ; praktek dulu baru , teori menyusul ..., hehehe )
p.s :
Sorry pak Rodji , nama Anda saya ikutkan hehehehe ...
Mengenai postingan saya itu tentang sayap yang ditemukan oleh Richard Kline and Floyd Fogleman , itu saya dapat dari berbagai sumber di internet a.l :
http://www.rcgroups.com/forums/showthread.php?t=558321
http://www.rexresearch.com/klinfogl/klinfogl.htm#ultim
http://blog.thehobbyguy.tv/2007/03/29/k ... n-origins/
Saya mencoba dengan sayap K/F dengan takik diatas , pak Rodji dengan sayap takik dibawah . Sama sama bisa terbang . Saya sendiri juga bingung kok sayap seperti ini menghasilkan lift . Mungkin rekan2 dari IPTN telah meriset juga .
Kalau sempat mohon pak Gayus memberikan pencerahan tentang hukum bernoulli dan gaya gaya lain yang bekerja pada sayap sehingga menghasilkan lift . Bagaimana hubungannya dengan sayap berailfoil , sayap K/F dan sayap flat .
( maklum pak , saya dan pak rodji ini aeromodeller nekad alias kelas tukang ; praktek dulu baru , teori menyusul ..., hehehe )
p.s :
Sorry pak Rodji , nama Anda saya ikutkan hehehehe ...
- iwan21
- Administrator
- Posts: 9769
- Joined: 17 Jan 2007, 14:11
- Location: Bekasi
- Contact:
- NGL
- Airman
- Posts: 25
- Joined: 23 Jan 2007, 13:30
- Location: Cimahi
Wind Raider wrote:Terima kasih atas penjelasan pak Gayus .
Mengenai postingan saya itu tentang sayap yang ditemukan oleh Richard Kline and Floyd Fogleman , itu saya dapat dari berbagai sumber di internet a.l :
http://www.rcgroups.com/forums/showthread.php?t=558321
http://www.rexresearch.com/klinfogl/klinfogl.htm#ultim
http://blog.thehobbyguy.tv/2007/03/29/k ... n-origins/
Saya mencoba dengan sayap K/F dengan takik diatas , pak Rodji dengan sayap takik dibawah . Sama sama bisa terbang . Saya sendiri juga bingung kok sayap seperti ini menghasilkan lift . Mungkin rekan2 dari IPTN telah meriset juga .
Kalau sempat mohon pak Gayus memberikan pencerahan tentang hukum bernoulli dan gaya gaya lain yang bekerja pada sayap sehingga menghasilkan lift . Bagaimana hubungannya dengan sayap berailfoil , sayap K/F dan sayap flat .
( maklum pak , saya dan pak rodji ini aeromodeller nekad alias kelas tukang ; praktek dulu baru , teori menyusul ..., hehehe )
Kalau dibaca dari RCGroups, disitu juga disebutkan:
1. Kalau terbang inverted (artinya seolah takik diatas), bisa terbang tetapi lebih jelek dan untuk menjaga level elevator harus defleksi. Keunggulan seperti takik bawah tidak muncul.
2. Bila takik diterapkan pada sayap dengan profil biasa, keunggulan takik ini tidak muncul. Sebab fenomena aliran berbeda, sehingga yang dominan hanya penambahan drag.
Kalau mengacu pada 2 ref terakhir, maka keunggulan K/F ini tidak terpisahkan dengan keberadaan tip vortex (efek 3D, bukan hanya 2D/airfoil).
Teori kan datangnya dari coba-coba dan pengamatan juga pak. Kalau terlalu teoritis tidak tahu praktisnya juga tidak berguna. Sebab teori dipakai untuk menunjang praktis agar mempercepat iterasi.
Soal penjelasan teori, temen-temen disini bisa dibantu pak.
Salam,
Gayus