Syafik wrote:kayaknya horn bundernya kaya velg spd motor atau gear heli ya, jadi tali ada di pinggir mengikuti bentuk horn... hasilnya gerakan rudder atau kontrol nya akan presisi... salut, salut.... sangat detil untuk setiap komponennya...
Sama halnya dgn elevator..... Klau posisi servo rudder seperti biasa (tdk miring) dan dihubungkan langsung pake tuas dan dicabang 2 utk elevator.... maka pada posisi gerakan servo lebih dari 90drajat.... maka gerakan elevator tdk sama antara kiri dan kanan......
Yg betul utk servo rudder yg langusung dihubungkan dan dicabang 2 utk elevator..... adalah dipasang miring.
sony wrote:mas dimas saya masih belum ngerti itu talinya nyambung kemana kok bisa narik rudder Maap om Sony.... tulisannya ga keliatan....
Prinsipnya seperti gambar di bawah ini. Walaupun servo sudah berputar lebih dari 90 derajat, jarak tempuh tali yg ke rudder akan sama panjang. Klau pake rod, akan terjadi seperti penjelasan sebelumnya. Thx...
sony wrote:mas dimas saya masih belum ngerti itu talinya nyambung kemana kok bisa narik rudder Maap om Sony.... tulisannya ga keliatan....
Prinsipnya seperti gambar di bawah ini. Walaupun servo sudah berputar lebih dari 90 derajat, jarak tempuh tali yg ke rudder akan sama panjang. Klau pake rod, akan terjadi seperti penjelasan sebelumnya. Thx...
o gitu ...yaya...ya aku ngerti sekarang bagus banget improvementnya
om Andreanto, crash itu sudah bagian dari pembelajaran ............... sepandai pandai nya tupai melompat suatu saat juga pernah mengalami salah incer yang berbuntut gubrak, padahal loncat2 itu sudah bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupannya ............. jadi crash itu merupakan juga pelajaran bagi kita jadi selanjutnya bisa mengetahui/mengantisipasi agar tidak terjadi lagi .................. prinsipnya latihan diperbanyak tapi jangan kebanyakan di simulator karena juga tidak mendidik dengan tuntas selanjutnya yang terpenting mengetahui limit kemampuan serta bisa mengontrol emosi diri sendiri dalam menerbangkan si pesawat
abis itu yang enggak kalah penting gunakan pesawat latih yang bener2 untuk peruntukannya tapi umumnya bentuk pesawat atau mata mengalahkan segala galanya yang akhirnya jadi sering crash dan berbuntut akhirnya meninggalkan hobby aeromodelling karena sudah keburur terbenam dalam benaknya ya tadi itu belajar kok sulit amat padahal sebetulnya karena kurang tepatnya dalam memilih jenis pesawat yg akan digunakan untuk pembelajaran apalagi terus tidak ada pendampingnya dalam berlatih
nah kira2 gitu deh teori nya dan mohon maaf apabila tidak berkenan
pesawat pertama saya,.. tiap terbang selalu crash,..
Cessna 400 memang cantik, tapi nerbanginnya cukup sulit klo msh belum pernah main pesawat, bisa di coba cessna 182, relatif lebih mudah dan cocok sebagai trainer