Charles wrote:Perang adalah penyelesaian politik dengan cara lain. Nah selama ini masalah kita dengan tetangga masih diseputaran "politik", belum merambah ke "cara lain". Sehingga belum bisa dijadikan patokan militer kita lebih lemah. Mungkin saja politik pemerintah kita lemah, tapi militernya belum tentu. Pemerintah dan militer kita memang kelihatan rapuh karena memang dikalahkan "musuh" terberatnya yang berasal dari dalam sendiri. Pengalaman di daerah konflik, lebih berat berhadapan dengan LSM-LSM daripada gerakan separatis, dan masih banyak contoh yang lain lagi. Perang dimanapun, selalu pihak yang kalah jadi penjahat, dan yang menang jadi pahlawan, kecuali di Indonesia. Lihat saja pada setiap konflik separatis di negara kita, secara militer pernahkah kita kalah? Tapi TNI yang selalu dijadikan pihak yang salah (penjahat) dengan alasan pelanggaran HAM (Hak Asasi Maling??). Sebagai perbandingan, pada PD 2, tidak ada pihak sekutu yang dijadikan penjahat perang, justru dari pihak Jepang dan Jerman.
Masalah teknologi... Walaupun sekarang memang bukan lagi jaman kuda makan besi, tapi toh teknologi bukan segala-galanya. Sudah terbukti di Vietnam (AS) dan Afghanistan (Soviet), 2 kekuatan terbesar superpower dunia tidak berkutik. Kuncinya adalah kemampuan dan militansi personil yang sangat tinggi, dan sampai saat ini kekuatan militer Indonesia sangat unggul dibidang ini. Sehingga kalau Indonesia berada di urutan 14 dunia, saya malah tidak percaya kalau sampai serendah itu, feeling saya mengatakan, masuk dalam 10 besar...
kalo operatornya udah kasih pencerahan , langsung, jadi faham deh.
