ASK- nyari CG pada homemade Plane.

[christoffel]

Halo om suhu Chris...

Saya buat pesawat dengan sayap bentuk lingkaran (dihedral 20deg) dan di literatur disebutkan letak CG diposisi 25% dari diameter sayap.
Setelah dipasang semua elektroniknya, test, pesawat ini terbangnya lucu sekali, jadi seperti pesawat heli, kelihatan seperti ngegantung pada propeler dan pesawat berputar pada sumbu propeler. Setelah batere saya geser jauh dari cg ke arah kebelakang, pesawat tidak lagi ngegantung pada propeler, bisa agak horisontal, akan tetapi masih melintir (berputar pada sumbu propeler), meskipun pesawat sdh diukur pada sumbunya imbang kiri kanannya. Thanks.

Paling gampang, tanpa power hidup, coba kita lempar pelan kearah rumput2 tebel, liat jatuhnya :
1. Kalo meluncur sambil turun, CG sudah kira2 pas
2. kalo langsung nukik, nose heavy, geser batere mundur kebelakang
3. kalo jatuh ekor duluan, tail heavy, geser batere kedepan

yg saya bingung yg ditebelin diatas, mesti nya itu menandakan tail heavy , indikasi kayak prop hanging, lah mestinya kompensasinya batere digeser maju kedepan supaya jadi horisontal terbangnya, bukan malah bateer digeser kebelakang

sama seperti suhu iwan, saya juga bingung.
coba lakukan dulu yg di sarankan suhu iwan di atas.
coba geser CG nya lebih ke depan lagi dari yg pertama.
pesawat berputar ini maksudnya gerakan roll ?
kemungkinan pesawat tidak di design untuk 3D, artinya bidang aileron nya tidak super besar. jadi kalau airspeed nya rendah, aileron tidak sanggup meng-counter momen puntir dari motor.
yg bisa prop hangging tanpa ikut berputar itu kan pesawat 3D yg aileron nya memang super besar.
coba masalah CG nya di selesaikan dulu saja. kalau sudah pas, tentunya pesawat akan bisa terbang lebih cepat ke depan, jadi airspeed nya cukup untuk si aileron bekerja.

[anelah]

Halo om suhu Chris...

Saya buat pesawat dengan sayap bentuk lingkaran (dihedral 20deg) dan di literatur disebutkan letak CG diposisi 25% dari diameter sayap.
Setelah dipasang semua elektroniknya, test, pesawat ini terbangnya lucu sekali, jadi seperti pesawat heli, kelihatan seperti ngegantung pada propeler dan pesawat berputar pada sumbu propeler. Setelah batere saya geser jauh dari cg ke arah kebelakang, pesawat tidak lagi ngegantung pada propeler, bisa agak horisontal, akan tetapi masih melintir (berputar pada sumbu propeler), meskipun pesawat sdh diukur pada sumbunya imbang kiri kanannya. Thanks.

Paling gampang, tanpa power hidup, coba kita lempar pelan kearah rumput2 tebel, liat jatuhnya :
1. Kalo meluncur sambil turun, CG sudah kira2 pas
2. kalo langsung nukik, nose heavy, geser batere mundur kebelakang
3. kalo jatuh ekor duluan, tail heavy, geser batere kedepan

yg saya bingung yg ditebelin diatas, mesti nya itu menandakan tail heavy , indikasi kayak prop hanging, lah mestinya kompensasinya batere digeser maju kedepan supaya jadi horisontal terbangnya, bukan malah bateer digeser kebelakang

Lho... iya salah. Maksudnya batere digeser ke depan

[anelah]

Kalau luas bidang aileron ini hubungannya dengan ukuran propeller (atau rpm nya juga) bagaimana? Sebab kalau mengguakan propeller yg lebih kecil roll nya berkurang, tapi masih roll. Adakah aturan kalau pakaipropeller ukurannsekian maka luas wing minimal harus sekian, saya tidak pakai aileron.

[christoffel]

semakin besar prop, semakin besar juga momen puntir nya.
sayap normal kan wing span nya lebih panjang daripada chord nya, jadi wing span ini dengan mudah meng-counter torsi prop nya.
tapi punya om anelah ini sayapnya lingkaran, jadi wing span nya = chord
otomatis kemampuan meng-counter torsi prop juga kurang.
ada kemungkinan juga sayap nya kurang rigid, jadi waktu kena torsi prop sayapnya agak melintir. coba di check dulu ...

[anelah]

Maksud hati membuat pesawat sekecil mungkin dengan bentuk sayap lingkaran dan berat elektronik 30.7 gram.

Diameter d=25cm dan auw 57gr => wing loading = 12.gr/dm2. => propeller 5x3, tidak mlintir, buat lagi dng d=17cm => mlintir => prop 4x2.5 mlintir berkurang => prop 3in ga punya ....

Kalau dihitung mundur:
Wing loading=20gr/dm2 dan auw=46gr, maka didapatkan jari-jari sayap r=8,5cm. Lha..ini pesawat mungil dan terbangnya kacau.

Coba2 propeller sebenarnya apa ada gunanya? karena besarnya momen putar ini, saya pikir, kan juga tergantung dari kv motor dan 2000kv ini mungkin kebesaran.
Kalau salah muhun maap.

[christoffel]

saya coba analisis dari rumus nya ya ...
meskipun ini rumus empiris yg punya banyak syarat tapi lumayan lah buat garis besar.
penggunaan prop apapun, tentu tujuan akhirnya adalah untuk dapat thrust yg cukup. oleh karena itu kita mulai dg rumus thrust
Thrust = D^3 x Pitch x RPM^2 x k1
sedangkan daya yg di butuhkan untuk dapat thrust tersebut
Daya = D^4 x Pitch x RPM^3 x k2
Jadi didapatkan
Daya = Thrust x D x RPM x k3
Sedangkan Rumus Torsi
Torsi = Daya / RPM x k4
kalau di substitusikan dg persamaan diatasnya akan menjadi
Torsi = Thrust x D x k5
atau dalam bentuk kalimat :
Torsi sebanding dengan Thrust kali diameter prop

Coba2 propeller sebenarnya apa ada gunanya? karena besarnya momen putar ini, saya pikir, kan juga tergantung dari kv motor dan 2000kv ini mungkin kebesaran.

Karena thrust yg di inginkan sudah dipatok pada nilai tertentu, maka tinggal diameternya yg menentukan torsi.
Jadi supaya torsi nya kecil, sebaik nya pake diameter yg kecil juga.
karena diameternya kecil, maka supaya dapat thrust yg sama perlu RPM dan pitch lebih besar.
jadi supaya rpm nya tingi, malah lebih bagus kalau kv nya tinggi.
ini kalau mau dapat torsi kecil, cuma perlu juga di ingat dg rpm lebih tinggi efisiensi prop juga akan lebih rendah.
jadi tujuan untuk dapat torsi sekecil mungkin ini akan bertentangan dg tujuan penggunaan daya yg hemat.

[anelah]

Kalau saya lihat pada hasil test brushless yang mencantumkan informasi seperti thrust, propeler dan arus, maka sepertinya besar thrust sendiri tergantung dari panjang dan pitch propeler. => Besar thrust dan arus lebih kecil untuk pitch yang lebih kecil. (Apakah data arus yang lebih kecil ini artinya lebih menghemat batere?)

Jadi mungkin harus test sendiri semua propeler yang cocok untuk mendapatkan thrust yang cukup dengan pitch dan arus sekecil mungkin, dengan rpm yang sama untuk mendapatkan torsi yang paling rendah.

Dari pengalaman mendayung perahu kalau tenaga besar dan kemiringan dayung besar bukan perahu yang maju kedepan tetapi malah berputar....

Kalau posisi titik berat pesawat (saat ini dekat pada sumbu horisontal) agak diturunkan menjauh dari sumbu horisontal, kebawah, mestinya bisa juga untuk melawan torsi...? Maap kalau salah.

[christoffel]

Kalau saya lihat pada hasil test brushless yang mencantumkan informasi seperti thrust, propeler dan arus, maka sepertinya besar thrust sendiri tergantung dari panjang dan pitch propeler. => Besar thrust dan arus lebih kecil untuk pitch yang lebih kecil. (Apakah data arus yang lebih kecil ini artinya lebih menghemat batere?)

betul om anelah. seperti rumus yg saya tebalkan diatas :
Thrust = D^3 x Pitch x RPM^2 x k1
D adalah diameter prop.
Pitch adalah pitch prop
jadi semakin kecil D atau Pitch, semakin kecil juga thrust nya.

Daya = D^4 x Pitch x RPM^3 x k2
demikian juga daya nya. sedangkan Daya = Volt x Ampere ==> Amperenya akan mengecil karena volt nya kan tetap.

karena ada lebih dari satu variabel (D, Pitch dan RPM) maka bisa di dapatkan thrust yg sama untuk diameter yg lebih kecil kalau pitch dan RPM nya di perbesar.

Dari pengalaman mendayung perahu kalau tenaga besar dan kemiringan dayung besar bukan perahu yang maju kedepan tetapi malah berputar....

Tenaga disini analogi nya sebagai torsi. kemiringan dayung nya (sebenarnya kemiringan arah dayung) lebih cocok seperti down thrust. (ini seperti kemiringan motor belakang pada tricopter). jadi kalau thrust ditambah dan down thrust di tambah maka pesawat akan bikin outside loop. cocok kan ...

Kalau posisi titik berat pesawat (saat ini dekat pada sumbu horisontal) agak diturunkan menjauh dari sumbu horisontal, kebawah, mestinya bisa juga untuk melawan torsi...? Maap kalau salah.

secara tidak langsung, bisa juga dikatakan demikian. Tapi lebih tepatnya bukan melawan.
CG yg lebih rendah (pesawat jadi lebih high wing) membuat pesawat jadi lebih sulit rolling (saat posisi terbang normal, bukan sedang inverted). sedangkan torsi membuat pesawat jadi nge-roll. memang ini akan mengurangi gejala melintir akibat torsi, tapi ini kalau pesawat sedang posisi normal. kalau pesawat sedang hover, atau bahkan sedang inverted, CG ini tidak bisa melawan torsi nya lagi. jadi lebih tepatnya : membuat pesawat lebih stabil.

[anelah]

[anelah]

http://imageshack.us/photo/photo/14/20120722100036.jpg/

Untuk bentuk wing seperti ini posisi cg bisa dihitung. Dengan ditambahkan beban sedikit pada ujungnya, pesawat bisa melayang turun dng baik. Tapi posisi cg yg didapat dari hitungan dengan cara dilempar berbeda.