MARTINBARU wrote:Pak chris tolong donk gimana sederhanya mau tau sebuah remot itu digital/nondigital.....
paling gampang ya baca di manual nya om ...

MARTINBARU wrote:pada digital apa selalu ada layar lcdnya......klo tdk berlayar lcd bukan digital...makasih
nggak bisa jadi patokan om. punya saya 9CAP juga pake layar LCD tapi signal outputnya RX nya nggak digital.
ngomong2, sebenarnya istilah digital disini salah kaprah.
TX yg pake display LCD / LED 7 segmen tentu saja sudah digital, tapi signal nya output nya belum tentu digital.
yg signal output nya digital itu kalau TX nya mode PCM.
disini yg kita bicarakan adalah servo nya. jadi digital atau tidak ini tentang servo, bukan TX atau RX nya.
Jadi yg lebih penting di lihat adalah RX nya. TX nya nggak perlu karena yg mengumpan signal ke servo adalah RX nya.
bisa saja TX nya nggak digital tapi signal ke servo nya digital.
contoh:
saya pake TX jadul Futaba Conquest 4 ch FM, nggak ada LCD nya. sudah jelas non digital kan.
tapi di RX nya, (juga jelas non digital) ch 4 (rudder) saya masukkan ke gyro GY-401 dg setelan servo digital nya saya on kan.
akibatnya signal output gyro yg ke servo jadi mode servo digital. ini kalau saya pasang kan servo analog, bakal rusak juga servonya, jadi harus saya pasang servo digital. untuk bisa tetap pake servo analog, maka switch servo digital yg di gyro harus saya matikan dulu.
Servo non digital di kendalikan oleh perintah dari RX berupa signal PWM dg panjang pulsa high 1mS sampai 2mS dan perioda sekitar 20mS (refresh rate). ini sudah dipakai dari jaman dahulu kala.

(contoh gambar dari
http://flugleiter.de/)
Pada perkembangan selanjutnya, format perintah seperti ini dianggap kurang cepat, sehingga dibuatlah format baru yg lebih cepat, caranya dengan memperpendek perioda refresh nya yg 20mS itu jadi 5 mS atau bahkan kurang. (ada beberapa macam format).
format yg cepat ini yg kemudian untuk gampangnya disebut signal untuk servo digital (karena servo yg bisa memakai signal ini harus sudah mode digital).
masalahnya kemudian, servo analog yg ada di design untuk meng handle perintah hanya 40x sampai 50x per detik (sekitar 20mS sampai 25mS refresh rate). kalau di beri perintah yg untuk servo digital, 200x per detik, atau bahkan ada yg sampai 400x per detik, tentu saja si servo analog ini akan bekerja extra keras diluar kemampuan design awal nya. alhasil si servo akan panas dan kemudian tewas dg sukses.

(contoh gambar dari
http://blog.rc-fever.com.s3.amazonaws.com/rc-fever)
jadi kalau ada signal untuk servo, dan kita nggak tau apakah untuk servo digital atau tidak, cara yg benar adalah dg melihat bentuk nya di oscilloscope. kalau perioda nya 20mS sampai 25mS, berarti itu untuk servo non digital. kalau lebih cepat dari ini, berarti itu untuk servo digital. (pada beberapa perangkat baru2 seperti KK2, standart signal untuk servo analognya pakai refresh rate 12.5mS, lebih cepat daripada 22.5mS tapi masih bisa diterima / tidak sampai merusak servo analog).
cara kedua yg lebih sederhana, adalah dg mengukur tegangan signalnya.
Pada posisi stick di tengah, pulsa on nya sekitar 1.5mS, dg perioda 22.5mS
Jadi artinya dutycycle nya 1.5/22.5 x 100% = 6.6%
berarti kalau diukur multimeter, tegangan rata2 nya sekitar 6.6% x 5V = 0.33V
Kalau signal nya untuk servo digital, tegangan rata2 nya akan terukur lebih tinggi.
misalnya : perioda 5mS berarti dutycycle nya 1.5/5 x 100% = 30% dan tegangan rata2 nya menjadi 30% x 5V = 1.5V
cara ketiga lebih sederhana lagi tapi lebih beresiko adalah dengan memasangkan saja servo analog.
beberapa detik kemudian kalau servo jadi panas (gerakan nya jadi gesit dan jauh lebih bertenaga) berarti signal nya digital. kalau adem2 saja, bahkan setelah stick di goyang2 pun servo tetap adem, berarti signal nya non digital.