DedDredd wrote:Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber terutama para suhu ( suhu budiman salah satunya) Saya simpulkan(maap kalo salah) manuver2 3d memerlukan flybar dengan padle seringan mungkin sehingga heli menjadi lebih responsif cyclicnya, dengan analogi itu jika fly bar dihilangkan maka heli akan sangat responsif. Dengan demikian perpaduan antara torque tube dan fbl merupakan perpaduan yg saya inginkan untuk heli saya yg akan datang jika sudah ada waktu dan dana luang....hehehehehe! Tims atas doanya om andre!
Selain berat paddle yg seringan mungkin,ditambah juga dengan bar yg lebih panjang..panjangnya ini memerlukan perhitungan khusus yg saya belum tau...selama ini saya mengganti flybar untuk heli yg memiliki flybar original lebih pendek, dengan fly barr yg dimiliki oleh heli 3D class.
Kemudian design main blade juga ikut menentukan karakter dari sebuah helikopter...main blade yg berat akan memperlamban manuver heli, demikian sebaliknya dengan design main blade yg ringan dan kaku, yg mana akan memberikan tingkat respon yg lebih cepat
Jika flybar pada heli non-FBL dihilangkan, menurut saya bukan malah lebih responsif, namun menjadikan heli untuk liar tidak terkendali...antara responsif/liar dan liar tidak terkendali ada perbedaannya...
Responsif secara mengendalikan memang memberikan kesan bahwa heli cenderung untuk berkarakter liar, namun sesungguhnya pada hakekatnya bahwa helikopter merespon seketika itu juga saat cyclic control diberikan...ini dikarenakan heli 3D class memiliki design flybar paddle yg ringan ditambah bobot heli sendiri yg memang cenderung utk diperingan...plus design main blade..seperti yg telah saya sebut sebelumnya..
Anda nanti akan dapat merasakan perbedaan karakter antara helikopter 3D class(performance) dengan helikopter yg bukan 3D class, yg biasanya dipergunakan utk kompetisi F3C...dimana helikopter jenis F3C ini sangat stabil, sedikit lamban,namun ber-manuver dengan indah dan terbang layaknya sebuah fixed wing...
Jadi sebenarnya banyak cara untuk merubah karakter dari sebuah helikopter..bagi yang suka ber-main2 dengan hal yg sifatnya lebih mekanis, maka non-FBL sangat cocok utk hal ini, demikian juga yg lebih suka ber-main2 secara elektronis..maka FBL merupakan solusinya ...
Kalo menurut pendapat saya pribadi...Flybarrless system sangat membebani servo2 cyclic yg terlibat...karena disamping ketiga servo bekerja bersama saat helikopter bermanuver, namun disaat yg sama ketiganya juga dipaksa utk tetap bergerak agar tetap ballance sebagai aplikasi dari virtually flybarr,berdasarkan command signal dari gyro pada Flybarless system...
Coba Anda amati dengan servo rudder..yg mana servo akan terus bergerak secara aktif berdasarkan command signal dr gyro ..namun pada rudder,gyro akan non-aktif saat command signal kepada rudder diberikan melalui Transmitter, sedangkan mengendalikan tail tidaklah sesering mengendalikan cyclic respon helikopter ..Anda bayangkan sendiri lah...
Tapi disini saya tidak menyatakan bahwa Flybarless system sebagai hal yg tidak bagus, ini tetap merupakan sebuah innovasi..dan menurut saya akan lebih baik lagi jika innovasi ini juga dibarengi dengan design servo cycylic yg lebih sesuai dengan sistem ini nantinya...mudah2an...
Sama seperti saat helikopter masi menggunakan system independent servo yg mana pemilihan servo yg akan dipergunakan lebih mudah..berbeda dengan saat CCPM muncul, kriteria tambahan adalah..menggunakan 3 servo cyclic dengan spesifkasi tourque dan speed yg sama, serta disarankan utk menggunakan servo dengan operational life-time yg sama..hehehehehehe...
salam,
budiman