handoyo6299 wrote:Udha suhu Budiman, suhu Yudha... ini justru clutch baru,.... waktu awal sama sekali loose.. bahkan cenderung seperti nggak mau engage clutchnya karena rmp engine sampai tinggi baru engange....
Tergelitik rasa ingin tahu.. kalau melihat jenis alloy dari clutch ini.. hmmmmm kok sepertinya brittle ya... tapi kok pembuatnya mengclaim "heavy duty"

mengingat tugas utama dari clutch ini khan mengembang karena sentrifugal force saat diputar, kemudian akan menempel mesra ke clutch liner untuk memutar bell... celah liner ke clutch khan sudah amat tipis ya.. tidak lebih dari 1mm, atau justru linernya yang nggak cocok karena ketika tertekan clutch, jadi menipis lebih dari batas maximum bahannya... pertanyaan serupa terus menghantui...
Kayaknya electrik power yang diutarakan Udha Budiman mengena nich.. jauh dari resiko ini, tapi resiko lainnya?
Mas Handoyo,
Kalo buat saya pribadi..heli kelas 50 ke atas ...menggunakan Electrical Powered, sudah jauh dari kata ekonomis sama sekali...kecuali kalo saya punya sponsor yang mau repot,salah satunya untuk membiayai LiPo dan ESC nya

...lha wong selama ini posisi teknisi, caddy, pilot dan sponsor, saya sendiri yang handle semuanya...

...Untuk budgeted pilot spt saya, ya cuma Nitro ato Gas pilihannya...
Menurut saya , baik Electrical Powered dan Nitro/Gas Powered mempunyai kelemahan dan keunggulan masing2...baik dari segi maintenance cost, performance, dsb...saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar de soal ini, karena kita semua sudah mengetahui akan hal tsb..

..
Kembali ke topik, ijinkan saya hendak mengutarakan uraian ngawur saya,..
Mungkin clutch ini telah dirancang utk enggaged saat engine berputar dengan low RPM,tujuannya mungkin adalah utk memperkecil terjadinya slip, sehingga clutch pad pada bell juga akan bertahan lama, plus power dari engine dapat lebih dioptimalkan lagi , mulai dari low, mid hingga high(sellain dukungan muffler ya)...
Sedangkan telah menjadi kebiasaan buat kita, saat men-starter heli, kita akan menahan Main Rotor blade grip(karena memang ini adalah suatu keharusan)...jadi mungkin saat di-start ..JREEEENG...!!!...clutch ini sudah mulai sedikit utk enggaged pada clutch-bell....
Kesalahan kita, termasuk saya juga ...seringnya kita melakukan trimming up yg terlalu tinggi pada throttle, biar engine cepet nyala...terutama saat saya hendak menghidupkan helikopter yg terlalu lama nongrong di rumah...atopun kondisi engine sendiri yg sudah mulai menurun performancenya, dan lain2 penyebab...
Spesifikasi yg disebutkan sebagai heavy duty type...kalo menurut pemahaman saya si...clutch ini memang akan heavy duty pada saat benar2 enggaged terhadap clutch bell, tanpa terjadinya slip saat engine terbebani oleh pitch main blade, serta manuver2 berat lainnya...dan clutch sebenarnya memang dirancang hanya utk beban2 spt ini.
Tapi kalo bebannya lebih dari itu..misalnya tangan kita yg menahan main blade,heli mengalami impact(saat idle-up),dsb .. maka kemungkinan fatigue bisa saja terjadi...fatigue akan semakin parah bahkan dalam pengoperasian helikopter yg normal....
Sekali lagi ini adalah uraian ngawur saya...hehehehehe..jadi mohon maaf jika dijumpai banyak kekeliruan...karena saya tidak memiliki knowledge dalam ilmu metallurgi...
salam,
budiman