Budiman wrote:Mas Eddy, sebenernya si bukan salah kamar...postingan sampean masi masuk dalam kriteria R/C Heli workshop...cuma yang saya prihatinkan adalah di room sebelah, heli ini ditampilkan dengan segala keistimewaannya, tapi masi saja bermunculan kasus yg berkaitan dengan heli tsb... Bukannya saya akan meng-unggul-kan produk yang lain,tapi dlm pikiran saya secara pribadi, saya yakin bahwa setiap produk memiliki sisi kelemahannya masing2 juga... Sekarang pada kasus sampean, komponen elektronik terbakar krn ga sempat nutup throttle....kalo soal urusan lupa nutup throttle saat crash, saya anggap ya wajar2 saja...manusiawi...namanya juga kaget...wong saya juga begitu kok..tapi satu2nya hal yg menyebabkan ESC terbakar pada heli saya adalah dikarenakan setting up Throttle curve yang tidak sepadan dengan Pitch curve...bukan disebabkan lupa nutup throttle...hehehehe Oleh karena itu, dulu saya selalu menekankan pada diri saya pribadi untuk menerapkan prosedur "Throttle Cut-Off"(pada heli elektrik) saat heli sudah tidak bisa tertolong lagi,sebelum mengalami impact, ditambah melakukan tuning yg benar utk Throttle curve dan Pitch curve
Pada beberapa heli,saya melihat ada semacam design, yang berpedoman secara teknis ,utamanya saat heli mengalami impact, untuk mengorbankan part yang lain(misalnya main gear) untuk melindungi part yg lebih penting(misalnya ESC atopun motor), atopun mengorbankan main shaft/tail boom untuk melindungi main frame.
Ya, harap maklum ,temen2... setau saya si, di dunia rotary wing, tidak ada istilah nya untuk "home made" atopun "electronic repairing by our own" jika sudah menyangkut control system...soalnya gonta ganti komponen elektronik pada helicopter yg fully electronic ,tidak lah segampang pada power supply box, radio transistor, ....ini urusan control signal soalnya, banyak logika kontrol dan sebagainya.. ...