Saya memang perna membaca jika delta ratio dari heli 3D adalah 1 :1...sedangkan heli F3C tidak demikian... Jadi kalo bole saya bertanya lagi , apakah sudut delta ini pada akhirnya mempengaruhi rasio perbandingan pitch mainblade dengan pitch dr paddle (swash-degree)..?... Apakah tujuan akhir dengan setting sudut delta ini adalah untuk menentukan seberapa besar prosentase dari authority paddle atas cyclic respon dari heli?...karena pemahaman secara basic bahwa paddle dan flybar merupakan penentu dari respon heli sendiri, baik saat menerima input kontrol dari Tx serta saat heli diterpa oleh angin...benarkah pemahaman saya ini menurut Om Dimas?...mohon pencerahan ...terimakasih sebelumnya...
panji76 wrote:betul om...saya sering terbang(pesawat elektrik) dengan angin agak kenceng dengan airfoil wing agak datar....untuk melatih jempol dan menambah jam terbang.
Jadi sering men-simulasi-kan situasi 'death stick' ya,Om?..maklum, saya buta dgn fixed wing neh..
Waduh Om saya pernah tuh waktu angin bertiup agak kencang , saya coba menerbangkan RC Heli saya eh taunya Crash.......yh maklum jempol saya belum bersahabat dg TX............tapi untuk mencoba adrenalin kita OKE juga tuh OM..............
Kebetulan heli2 saya sudah tidak bisa di ubah sudut delta nya...dan apa yang diterangkan oleh helituning.com saya ga ngerti sama sekali...
Jadi saya menggunakan cara lain untuk lebih membuat heli agak sedikit "bandel" terhadap angin, yaitu merubah authority paddle beserta flybar serta menggunakan soft-dumpener... "Bandel" bukan berarti heli mampu untuk mengkoreksi sendiri sih...setidaknya heli lebih tidak begitu terpengaruh oleh angin, sehingga memudahkan saya utk mengkoreksi..
Untuk sudut delta yg perna dibahas Om Dimas masih jadi misteri buat saya.. Back to topic soal autorotation,.. Tempo hari saya coba melakukan autorotation secara forward, ternyata lumayan mendebarkan.. Saya coba dari ketinggian kurang lebih 7m, saat engine saya matikan, heli mulai 'descent'. Agar sisa putaran tetap eksis, pitch saya tahan sekitar -2 s/d -3 deg, sedangkan untuk meng-kontrol laju heli utk 'descent', sesekali saya gunakan AFT cyclic( swashplate UP)..ternyata dgn menggunakan fungsi cyclic secukupnya, ternyata sangat membantu untuk memperlambat laju descent dari heli, sebelum akhirnya heli touchdown, agak hard landing..namun cukup memberi banyak pelajaran buat saya..
betul om.... Dengan memposisikan heli, apalagi posisi piringan putaran blade tegak lurus dengan arah angin+ arah gaya turunnya heli, maka gaya turun heli akan lambat. Tapi kalau pitch negativ, tetep aja heli semakin cepat.
Mungkin perasaan pitch negativ< tapi mungkin itu 0 atau positiv (tapi kecil sekali).
DIMAS wrote:betul om.... Dengan memposisikan heli, apalagi posisi piringan putaran blade tegak lurus dengan arah angin+ arah gaya turunnya heli, maka gaya turun heli akan lambat. Tapi kalau pitch negativ, tetep aja heli semakin cepat.
Mungkin perasaan pitch negativ< tapi mungkin itu 0 atau positiv (tapi kecil sekali).
Salam...
Memang, pitch negatif akan membuat heli tambah deras jatuhnya, apalagi jatuh vertikal, kali ini saya melakukan autorotation secara forward. Heli awalnya meluncur deras karena pitch negatif yg saya aplikasikan, tapi karena heli saya posisikan 'flaring' maka yg nampak kecepatan 'descent' heli juga sedikit melambat..