iwan21 wrote:anelah wrote:Halo om suhu Chris...
Saya buat pesawat dengan sayap bentuk lingkaran (dihedral 20deg) dan di literatur disebutkan letak CG diposisi 25% dari diameter sayap.
Setelah dipasang semua elektroniknya, test, pesawat ini terbangnya lucu sekali, jadi seperti pesawat heli, kelihatan seperti ngegantung pada propeler dan pesawat berputar pada sumbu propeler. Setelah batere saya geser jauh dari cg ke arah kebelakang, pesawat tidak lagi ngegantung pada propeler, bisa agak horisontal, akan tetapi masih melintir (berputar pada sumbu propeler), meskipun pesawat sdh diukur pada sumbunya imbang kiri kanannya. Thanks.
Paling gampang, tanpa power hidup, coba kita lempar pelan kearah rumput2 tebel, liat jatuhnya :
1. Kalo meluncur sambil turun, CG sudah kira2 pas
2. kalo langsung nukik, nose heavy, geser batere mundur kebelakang
3. kalo jatuh ekor duluan, tail heavy, geser batere kedepan
yg saya bingung yg ditebelin diatas, mesti nya itu menandakan tail heavy , indikasi kayak prop hanging, lah mestinya kompensasinya batere digeser maju kedepan supaya jadi horisontal terbangnya, bukan malah bateer digeser kebelakang
sama seperti suhu iwan, saya juga bingung.
coba lakukan dulu yg di sarankan suhu iwan di atas.
coba geser CG nya lebih ke depan lagi dari yg pertama.
pesawat berputar ini maksudnya gerakan roll ?
kemungkinan pesawat tidak di design untuk 3D, artinya bidang aileron nya tidak super besar. jadi kalau airspeed nya rendah, aileron tidak sanggup meng-counter momen puntir dari motor.
yg bisa prop hangging tanpa ikut berputar itu kan pesawat 3D yg aileron nya memang super besar.
coba masalah CG nya di selesaikan dulu saja. kalau sudah pas, tentunya pesawat akan bisa terbang lebih cepat ke depan, jadi airspeed nya cukup untuk si aileron bekerja.