sevenslidegrills wrote: Om chris, klo soal settingan tx mungkin bisa di transfer dari master ke slave melalui kabel trainer itu. Jadi bisa di pastikan bahwa posisi servo dllnya pasti sama antara master dan slave saat switch trainer di aktifkan. Yang jadi pertanyaan saya, bagaimana jika jika saat terbang posisi throtle master ada di 70% dan di slave masih 50%. Berarti saat switch aktif slave harus siap2 untuk menyesuaikan posisi throtle karena ada perbedaan 20% antara master dan slave?
Channel yang mau kita aktifkan bisa dipilih. Kalau mau throttlenya tetap dikuasai guru, maka programnya harus disesuaikan.
Kalau Slave juga mau mempelajari throttle, maka harus siap2 untuk perubahan mendadak pada posisi throttle.
* kabel trainer belum bisa digunakan untuk transfer setting antara TX.
* kalo TX sama2 digital, lebih mudah menyamakan setting. Apalagi kalau jenisnya juga sama, bisa copy melalui Campack.
* tapi kalau TX masih analog, harus disamakan manual.
* perubahan posisi servo saat transisi master-slave, pasti terjadi ... nggak cuman pada throttle aja tapi di seluruh channel ... karena nggak mungkin posisi stick master dan slave sama. Tapi itu nggak jadi masalah sih ...
Saat master memegang control, posisi stick tentunya sesuai keinginan si master ... jadi memang harus nggak sama.
Dalam prakteknya, master harus selalu ikut memperhatikan terbangnya pesawat sehingga saat diperlukan mengambil alih, master sudah siap mengantisipasi. Bahkan biasanya, meskipun saat kendali berada di slave, jempol si masterpun sudah ikut goyang2 mengantisipasi, jadi waktu ambil alih kendali udah nggak kaget lagi ...
Satu lagi, biarpun TX udah sama2 digital, posisi servo belum tentu sama persis, meskipun setting parameternya sama. Karena stick2 pada gimbal tetap menggunakan potensiometer analog yg ditempatkan secara mekanis untuk mengukur posisinya. dan ini berpeluang menimbulkan perbedaan, meskipun memang jarang terjadi karena biasanya dari pabrik sudah dilakukan kalibrasi.
Saya punya 9C, pada posisi netral pulsanya terukur 1.53mS (seharusnya 1.5 mS).
Pada 4VF saya posisi netralnya (dg trim ditengah) malah 1.46 mS
Kalau yg biasanya saya lakukan begini :
* Pesawat saya setting dulu sampai sip (pada TX master), sesuai selera saya tentunya, dan saya coba terbang dulu untuk trial dan nge-trim. trus landing ...
* Slave saya setting agar posisi trim sama, parameter lainnya saya sesuaikan dengan siswa yg belajar, dan ini biasanya nggak sama dengan setting pada master saya ... misalnya, rate dibuat lebih jinak, exponen lebih minus, throttle idle agak, lebih tinggi (biar nggak gampang mati), throttle full agak lebih rendah (biar yg belajar nggak ngebut2 dulu) dll ... sesuai dengan karakter terbang siswa.
==> jadi settingnya malah nggak sama antara master dan slave, soalnya kalau pada master terlalu jinak, saya malah jadi kagok kalo harus menyelamatkan pesawat saat kritis ...
* baru proses training bisa dimulai ...
* Untuk bisa menjadi master yg baik, juga perlu banyak latihan (jam terbang, atau lebih tepat dibilang jam ngelatih?), terutama untuk membiasakan timing kapan harus over-ride kendali dari siswa ... Biasanya kalau baru melatih, master jadi terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengambil alih kendali karena takut nggak punya cukup waktu untuk recover ...
sepanjang kompatibel sama futaba, nggak ada masalah sih ... cuman beda konektor aja. Untuk yg kurang kompatibel baru harus ada rangkaian elektroniknya untuk penyesuaian ...
Itu link diatas yg dari om iwan21 kan udah lengkap tuh ...
rupanya untuk kepala socket ini cukup sulit didapatkan karena untuk tape philip model lama. Setelah saya putar2 di beberapa toko elektronik akhirnya jumpa juga. Sebiji kepala socket itu 17500 . Dengan kabel isi 4 sepanjang 1 meter. Dengan modal dibawah 40 ribu semoga kabel trainer homemade ini berhasil.
Tinggal disolder mengikuti petunjuk bang Christofel.
