Grage Aeromodelling

SuperCup salah satu pesawat yang mudah diterbangkan. Tetapi kalau landingnya kurang mulus terkadang bisa menyebabkan lepasnya Fuselage pada sambungan ke Cabin.



Agar sambungan kuat maka saya gunakan staples dan lem Araldyt yang warna Biru agar tidak mudah lepas.


Diharapkan pesawat lebih tahan menghadapi Hardlanding setelah ditambahi kuda2 menyilang dari sambungan Cabin atas ke Tail bawah.


Kuda2 bagian tengah juga direkatkan ke Fuselage agar bila kuda2 mendapat gaya tekan yang berlebihan tidak mengakibatkan patah.


Tumpuan kuda2 di ekor pesawat harus benar2 menempel sempurna.


Kuda2 yang terpasang dilihat dari samping kiri.


Setelah setting karburator lalu dicoba bagaimana hidupnya mesin. Bahan Bakar pakai Pertamax Plus RON 95, Olie pakai Castrol Active 2T Low Smoke, penakar olie pakai botol dot bekas punya cucu yang sudah tak dipakai lagi, perbandingan 2 Liter Pertamax Plus dicampur dengan 50CC Castrol Active 2T.


Setelah pesawat diikat ke sepeda motor lalu disiapkan untuk menghidupkan mesinya. Cukup mudah menghidupkanya, Idle bagus, digeber lumayan spontan, maximun throttle bagus tidak ada gejala memberebet. Sayang Radionya masih tertinggal di Jobsite jadi telemetrynya tidak bisa terbaca.

Wah, .. sangat bermanfaat sharing ilmunya, Pak.
Matur nuwuun

Emang Pak Djai gak ada mati nya...mantap Pak......Salam buat rekan2 Banjarbaru...

tedyBAT wrote:Emang Pak Djai gak ada mati nya...mantap Pak......Salam buat rekan2 Banjarbaru...

Oke Pak tedyBAT, salam kembali. Masih tetap di kota Malang Pak Tedy ?

sudjai sarmo wrote:

tedyBAT wrote:Emang Pak Djai gak ada mati nya...mantap Pak......Salam buat rekan2 Banjarbaru...

Oke Pak tedyBAT, salam kembali. Masih tetap di kota Malang Pak Tedy ?

Masih Pak Alhamdullilah......

Gede bangettt... menakjubkan

Pak Sudjai, mau tanya dong, biasanya kalau terbang bawa bensin berapa banyak pak? Kalau bensin penuh, total AUW-nya jadi berapa dan bisa terbang berapa lama?
Terima kasih ya pak.

@ jerrysim, biasanya bahan bakar yang dibawa sekitar 2 liter sesuai tangki bawaan dari sananya.

Dulu waktu masih saya yang menerbangkan biasanya tidak lebih dari setengah jam terbang tiap sorti, itupun leher sudah terasa kaku dan setelah turun masih ada sisa bahan bakar.

Saya belum pernah menimbang pesawat tersebut jadi berapa total AUW nya juga tidak tau karena timbangan saya hanya maksimum 5kg itu yang saya punyai, maklum koleksi pribadi hanya pesawat kecil kecil.

Dipesawat tersebut sudah dilengkapi Telemetry, sayang untuk pengukur bahan bakar hanya khusus untuk bahan bakar nitro. Kalau GPS, RPM, Engin Temperatur dan Battery Voltage semuanya normal. Kelebihan telemetry kita bisa tau panasnya mesin jadi bisa mengantisipasi bila terjadi overheating. Makanya dulu breakin hanya 2 liter langsung setelah itu diterbangkan.

Wah, terimakasih pak penjelasannya...
Saya semakin penasaran nih.

sudjai sarmo wrote:Dipesawat tersebut sudah dilengkapi Telemetry, sayang untuk pengukur bahan bakar hanya khusus untuk bahan bakar nitro. Kalau GPS, RPM, Engin Temperatur dan Battery Voltage semuanya normal. Kelebihan telemetry kita bisa tau panasnya mesin jadi bisa mengantisipasi bila terjadi overheating. Makanya dulu breakin hanya 2 liter langsung setelah itu diterbangkan.

Maaf pak, kalau pertanyaanya terlalu nubie... breakin itu artinya apa ya?
Semacam masa running untuk mobil baru ya?

@ jerrysim, break in itu Inggrisnya kalau Belandanya inrieyen kalau kita Indonesiakan ya pemakaian mula. Gunanya untuk menghaluskan permukaan parts mesin yang bergesekan antar parts seperti piston dengan silinder liner agar permukaanya menjadi rata serta mengurangi tahanan gesek. Tahanan gesek tadi selain bisa menimbulkan kerusakan pada permukaanya juga mengakibatkan panas.