halo pak Alex (aamwood), juga bapak-bapak lainnya, maaf ikut nimbrung. jadi hakekatnya ratio sebetulnya kalo kita bicara 8.5 : 1 adalah dimana 1 putaran Main Gear yang terjadi, maka Pinion dari engine telah berputar 8.5 kali. Kalo yang 8.7 : 1 berarti Main Gear putaran 1 dibanding Pinion engine 8.7 kali.
Dilihat dari sisi engine, maka engine akan bekerja "lebih ringan" pada perbandingan Ratio 8.7 daripada 8.5. Namun bila diteruskan ke Rotor Head speed, maka Head Speed akan berputar lebih pelan pada Ratio 8.7, sedangkan pada 8.5 maka rotor head speed nya akan lebih tinggi.
Dalam hal ini kita bicara bukan yang buruk mana yang baik siapa. Tapi kalo dilihat heli Knight dengan 8.7 (menurut info pak Johnson) maka sudah selayaknya 8.7 dipasangkan dengan engine yang berkarakter High RPM. Sedangkan Heli dengan Ratio 8.5 dipasangkan dengan engine karakter Torque.
Hakikatnya antara Torque dengan Speed adalah hal berlawanan. Torque digunakan untuk kondisi medan yang sering stop & go, sedangkan Speed digunakan untuk kondisi medan yang memungkinkan dipacu sekencang2nya secara terus menerus.
Berhubung kita bicara di Heli, jadi hal tsb tidak usah dipusingkan, ilmu yang tadi lebih cocok digunakan untuk mendesain Mobil baik Truck atau Sedan dalam aplikasi pemakaian engine Diesel atau Gasoline, lalu Transmisi 4speed, 5speed atau 7speed kah sesuai penggunaan. Semuanya sama saja tinggal bisa-bisanya kita aja memadukan semuanya.
Singkat kata, pada Heli Ratio 8.7 lebih cocok menggunakan engine yang berkarakter Short Stroke, dimana engine tsb karakter nya adalah RPM (Speed). Sedangkan Heli Ratio 8.5 lebih cocok menggunakan engine karakter Long Stroke, dimana engine tersebut bernafaskan Torque ketimbang RPM. Kalo antara heli dan engine berpadu dengan baik, maka hasilnya pasti optimal. Tapi kalau salah dalam menggabungkan karakter heli dengan engine maka Anda akan pusing.
Contoh buruknya:
a) Bila Heli 8.7 dikawinkan engine Long Stroke (Torque oriented engine), maka Anda akan kesulitan mendapat rotor Head speed yang diinginkan. Tapi hal ini bisa diatasi dengan pemakaian Blade yang lebih panjang dan chord yang lebih lebar dalam upaya memperoleh daya angkat yang lebih besar akibat rotor head speed yang lebih pelan. Namun asumsikan saja bahwa Blade tidak bisa diubah2 alias harus pake apa adanya, maka Anda tetap menginginkan Rotor Head Speed yang tinggi, maka pasti Anda memaksa mesin berputar lebih cepat. Hal ini telah melanggar kodrat dari engine, maka ujung2 nya umur pendek dan juga karena over RPM maka panas berlebihan juga.
b) Bila heli 8.5 dikawinkan engine Short Stroke (RPM oriented engine), maka Anda akan mengalami over Head Speed pada heli Anda, hal ini juga tidak bagus mengingat walau head speed tinggi namun dalam penggunaan 3D yang diakibatkan perubahan pitch plus ke minus yang terus menerus maka akan mudah bogging karena Engine bekerja dengan berat sesungguhnya untuk mempertahankan rotor head speed. Kondisi ini juga membuat engine overheating karena beban kerja.
kesimpulan semua nya adalah bagus, tinggal bagaimana kita menjodohkannya saja kedua karakter antara Heli Gear Ratio dengan karakter Engine.
Salam
Maaf kalo terkesan banyak bicara, saya hanya berbagi ilmu saja tujuannya.
Omong-omong, bisa nggak mesin mobil saya diganti turbine he..he... (jawabnya walaupun bisa, tapi tidak cocok dalam aplikasinya).