sandiarta wrote:dari videonya sangat menjanjikan nech bakal terbang minggu depan. sementara jaga lututnya pak, takutnya pesawat jadi tapi gak bisa nerbangin gara-gara lutut kesamber blade hehhehehhe. bila perlu pake pelinding lutut yang biasa di pakai anak-anak main skateboard. pesawat jadi, lutut selamet, mekeber (terbang) dech
TQ Om sandi, saya cari dulu peralatannya (safety first)
Om Iwan21 & Om Supri: Esc 400 GWSnya kok enggak hidupp yah
Syafik wrote:wah proyeknya mendekati kelar nih sepertinya, controlnya kayaknya lbh sulit dibandingkan heli ya...
trus cara kerja motor waktu pswt FF gimana pak, dimix dengan apa
Sementara masih fokus pada control untuk slow forward dulu. Meskipun belum kebayang kalau motornya dalam posisi 90 derajat FF, seberapa kencengnya itu pesawat. Karena waktu ngetest aja dengan sedikit input aja pesawat bereaksi cukup kencang, padahal posisi motor masih menghadap vertical keatas.
kalau menurut pemikiran sy, waktu posisi engine 90' (vertical), power perlu besar, sementara sewaktu engine posisi 0' (horizontal) power jangan terlalu besar. soalnya pesawat ini terbangnya pun ga kenceng kenceng.
kalau kita lihat perbandingan besarnya baling baling dengan badan pesawat, jelas kalah jauh badan pesawatnya. jadi menurut sy, memakai motor convensional rasanya kurang tepat. yang kita perlukan itu motor dengan Variable Pitch Propellers (VPP). jadi waktu pesawat tersebut hover, kita bisa mainkan pitch nya sedemikian rupa.
flytosky wrote:kalau menurut pemikiran sy, waktu posisi engine 90' (vertical), power perlu besar, sementara sewaktu engine posisi 0' (horizontal) power jangan terlalu besar. soalnya pesawat ini terbangnya pun ga kenceng kenceng.
kalau kita lihat perbandingan besarnya baling baling dengan badan pesawat, jelas kalah jauh badan pesawatnya. jadi menurut sy, memakai motor convensional rasanya kurang tepat. yang kita perlukan itu motor dengan Variable Pitch Propellers (VPP). jadi waktu pesawat tersebut hover, kita bisa mainkan pitch nya sedemikian rupa.
kalau sesederhana yang kita bayangkan, tentu pesawat ini akan jadi pesawat yang sangat awam untuk kita lihat kan? nyata nya pesawat ini memang selalu bermasalah dalam operasionalnya. hehehehe...
aan wrote:usul om... gimana kalo gini, temenku dulu ada yang nyoba bagus tuh
konfigurasi ini udah saya coba om, tapi enggak tau susah juga ya...kadang ada motor yg muter duluan...eh pas satunya muter, si gyro komopensasi malah kayak ayam di potong he heheh
hehehe iya om, seinget saya dulu pake gyro PG-03, v-tail punya GWS, motor axi yang kecil, blade dari balsa dilekukin, trus dikerasin pake CA. karena motor punya delay cukup lama saat harus mengkompensasi kemiringan karena kompensasinya vertikal (beda dengan tail heli yang kompensasinya lateral), sedangkan gyro terlalu cepat merespon gerakan akhirnya sering over shoot, (seperti kita ketahui rate gyro merespon gerakan hanya sesaat setelah itu kembali ke nol, jika posisi pesawat belum level karena delay motor dan gyro sudah kembali ke nol, maka leveling tidak akan tercapai) akhirnya respon gyro jadi tidak bener, tapi belajar dari heli draganflyer (yang 4 rotor itu) dia menambahkan accelerometer untuk mengunci respon gyro--> efeknya kira2 akan seperti Gyro HH pada tail heli. menurut hemat saya tanpa accelerometer harusnya bisa asalkan gyro, vtail, dan esc punya resolusi yang cukup tinggi tentunya jempol harus bergoyang dombret lebih banyak hehehehe